Sabtu, 25 Juli 2009

Kemenangan ala Reagan

Pemilu presiden baru saja usai. Dan hasil sementara quick count yang biasanya tidak jauh berbeda dengan hasil resmi KPU menetapkan pasangan SBY-Boediono sebagai pemenang.

Melihat kemenangan mudah SBY ini, saya kemudian teringat dengan kemenangan Ronald Reagan di pemilu Amerika Serikat 1980. Ketika itu, Ronald Reagan yang notabene seorang artis, berhasil mengejutkan dunia dengan memenangi pemilu dan menjadi presiden AS. Padahal, saat itu usia Reagan hampir mendekati 70 tahun. Dia tercatat sebagai presiden AS tertua ketika memperoleh kekuasaan.

Kemenangan Reagan sendiri ditentukan oleh faktor bandwagon effect yang dilakukan oleh tim suksesnya. Bandwagon effect yaitu kecenderungan masyarakat akan melakukan atau memercayai sesuatu karena mayoritas orang melakukan atau mempercayai hal tersebut. Kala itu jaringan televisi NBC telah mengumumkan kemenangan Reagan dari hasil exit poll. Pengumuman exit poll dilakukan ketika pemilih di wilayah timur Amerika telah selesai memilih. Padahal di wilayah barat, pemilihan belum dilakukan karena adanya perbedaan waktu.

Karena di wilayah timur Reagan menang mutlak, akibatnya pemilih di barat yang telah mengetahui kemenangan tersebut cenderung untuk memilih sang pemenang. Dan fakta membuktikan bahwa Reagan kemudian menang dengan cukup telak.

Kondisi yang sama tentu dapat kita rasakan dalam pilpres yang baru saja berlangsung di Indonesia. Tim sukses SBY bahkan sudah mencoba menggunakan bandwagon effect jauh hari sebelum pilpres berlangsung. Hal ini terlihat dari survei-survei yang dilakukan oleh tim sukses SBY-Boediono. Hampir di setiap survei yang dirilis setiap tiga bulan sekali, SBY menang telak dibandingkan pasangan yang lain.

Tidak hanya dilakukan sebelum pilpres, bandwagon effect bahkan dilakukan ketika hari pencontrengan tengah berlangsung. Hampir sama seperti yang dilakukan oleh NBC tahun 1980, beberapa stasiun televisi di Indonesia pun selalu meng-up date hasil sementara pilpres melalui exit poll. Hampir setiap jam kita dapat melihat bagaimana mutlaknya kemenangan SBY.

Namun, yang lebih kontroversial, hasil exit poll ini diumumkan ketika masih ada daerah yang belum melakukan pemilihan. Beberapa daerah di Papua bahkan melakukan pemilihan di hari berikutnya. Hasil exit poll yang diumumkan sebelum pemilihan selesai dilaksanakan sepenuhnya tentu memengaruhi psikologi masyarakat. Kebanyakan masyarakat tentu akan beranggapan buat apa lagi memilih pasangan yang lain jika SBY sudah menang, dengan angka mutlak pula.

Apalagi SBY juga diuntungkan oleh statusnya sebagai presiden incumbent. Dengan posisi tersebut, dia tentu memiliki keuntungan dibandingkan dua pasangan yang lain. Bahkan, bila dibandingkan dengan Jusuf Kalla yang juga seorang wapres incumbent.

Pilpres kali ini memang menunjukkan sebuah efek yang luar biasa dari pembentukan opini publik. Akhirnya, berbagai hal yang dilakukan oleh tim sukses pasangan lain seolah percuma. Debat capres yang menunjukkan elektabilitas JK naik tajam pun akhirnya tidak berarti apa-apa. Kritikan-kritikan Mega-Prabowo terhadap pemerintah pun hanya menjadi angin lalu. Sekali lagi, pesona SBY memang masih menarik buat masyarakat Indonesia. Ditambah dengan band-wagon effect yang sukses, SBY membuat pemilu hanya berlangsung satu putaran.
(dimuat di harian Kompas 25 Juli 2009)

Tidak ada komentar: