Jumat, 07 November 2008

Alam pun marah kepada UGM





selalu ada makna dibalik sebuah peristiwa



entah. Aku harus berkata apalagi. Sungguh mengerikan. Angin yang menerjang UGM hari ini benar-benar memberiku banyak pelajaran. Ketika kejadian, aku baru saja bangun tidur di rumah B-21 tercinta. baru saja keluar rumah, angin-angin tiba-tiba mulai berhembus kencang. Hujan juga mulai turun. Aku masih merasa biasa saja saat itu, ya mungkin hujan seperti biasa. Maklum, masih musim hujan. Tapi aku merasakan keanehan terjadi kemudian, angin bertambah kencang, bertambah kencang dan semakin kencang. Hujan juga mulai turun dengan deras sekali. lalu aku bersama 5 orang yang berada di B-21 menutup pintu depan. Sementara itu ada seorang teman yang hoby jadi potograper justru membuka pintu dan mulai memainkan kameranya. Aku marahin saja, sebab ada yang benar-benar ketakutan mendengar angin ribut itu. Apa foto lebih berharga daripada nyawa kita?



Tiba-tiba saja, kraaaakk..!! pohon di depan rumah B-21 tumbang. Berpikir sejenak setelah melihat pohon tumbang, pasti luar biasa sekali kekuatan angin ini. astagfirullah! aku berada di episentrum angin ribut! tidak menunggu lama, lalu saja aku mulai berdzikir, berdoa, memohon ampun kepada Allah. Aku sudah tidak tahu lagi, angin belum menunjukkan tanda-tanda berhenti, sementara di luar pohon-pohon seperti mengantri untuk jatuh. Mungkin sebentar lagi rumah ini akan kejatuhan pohon. Aku merasa dekat dengan-Nya, mungkin nyawaku akan diambil hari ini. Di rumah B-21 dimana aku meletakkan mimpi-mimpiku ketika mahasiswa saat ini. Aku benar-benar sudah tidak bisa berpikir jernih. Hanya ketakutan-ketakutan saja yang terus aku pikirkan.



30 menit berlalu, alhamdulillah angin dan hujan sudah berhenti. Lalu aku memutuskan untuk keluar dari rumah. Sebentar membersihkan halaman rumah yang kejatuhan pohon, lalu aku mengelilingi UGM untuk memastikan semuanya. Aku takjub. Hampir semua pohon di kompleks Bulaksumur tumbang. entah itu hanya sekadar patah ranting, atau benar-benar tercerabut sampai ke akar-akarnya. Tapi yang benar-benar membuatku terpana, 2 pohon beringin di lapangan GSP tumbang! 2 beringin penjaga UGM telah tumbang.



Entah ada arti apa dibalik peristiwa mengerikan ini. Tapi aku yakin, UGM sedang diingatkan. Bagaimana tidak, kejadiannya tepat, dan hanya terjadi di kampus UGM! bahkan kaca-kaca gedung bermasalah, Gama Book Plaza pun pecah semua. Pertanda apa lagi kalau bukan alam sedang mengingatkan kampus mahal ini?



Yang pasti aku merasa diberi banyak pelajaran ketika aku melihat angin ribut yang luar biasa, dan baru kali ini selama seumur hidup, aku melihat angin nan mematikan tersebut dari pusatnya. Semoga kejadian ini memberi pelajaran buat kita semua.