Senin, 31 Desember 2007

selamat tinggal 2007..

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang


Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan


Dituduh subversif dan mengganggu keamanan


Maka hanya ada satu kata: lawan!


-wiji thukul-


31 Desember 2007, beberapa jam menjelang pergantian tahun ke 2008. Ga ada yang aneh, biasa aja, kecuali fakta bahwa tahun 2007 adalah tahun yang penuh dengan kenangan. Bagaiman tidak, awal tahun 2007 dimulai dengan nginep di daerah gunungpati yang dingin bersama teman-teman segeng, atau aku lebih senang menyebutnya teman sepermainan. Berangkat jam 5 sore namun karena hujan deras, jarak yang biasanya hanya setengah jam dari ungaran pun menjadi sekitar 1 setengah jam. Aku takut, apa hujan ini pertanda bahwa setahun ke depan akan penuh dengan tantangan. Tapi ketakutanku ternyata berlebihan, setahun kemarin ternyata tidak ada kejadian berat yang menimpa ku. Paling cuma di tahun ini aku pertama kali harus masuk RS karena sakit tipes selama, ya sekitar 4 hari. Setelah itu juga aku pkinik terakhir bersama teman-teman terbaikku di osis, piknik ke tawangmangu. Benar-benar menyenangkan tapi ya menyedihkan. Karena piknik itu juga merupakan akhir dari kerja keras bareng teman-teman osis selama 1 tahun lebih. Ada kenangan lain juga yaitu ketika aku bersama sahabat dekatku yang biasa aku panggil ambon mengurusi buku kenangan teman-teman 1 angkatan. Pekerjaan yang menyenangkan tapi lagi-lagi juga terkadang membosankan karena harus bolak-balik ke tembalang ketika teman-teman yang lain asyik maen. Tapi kesuksesan itu butuh kerja keras dan pengorbanan bukan? ya, aku menghibur diriku sendiri, berharap semoga semua kerja kerasku berguna untuk masa depan. Oh iya, di tahun ini juga aku dengan berat hati harus meninggalkan masa-masa yang kata orang masa-masa paling indah, masa SMA. Tak terasa banget kerja keras, belajar sampai malam, les neutron, les LIA, les tambahan di sekolah sampai sore harus sgera berakhir. Alhamdulillah semuanya terbayar dengan nilai UAN yang memuaskan, setidaknya menurutku, hehehehe.. Terima kasih buat teman-teman di SMA 1 Ungaran yang telah menemani mengisi hari-hari paling indah hampir selama 3 tahun. Terima kasih buat guru-guru buat segala doa dan bimbingannya. Terima kasih buat sahabat-sahabatku di osis, teman-teman sepermainan, dan tak lupa buat someone special dengan semua kenangan yang gak bakal aku lupakan. Lepas dari SMA, aku masuk Universitas yang dari dulu aku impikan, UGM. Di jurusan komunikasi pula, jurusan yang aku harap mampu sedikit melebarkan jalanku untuk meraih cita-citaku menjadi seorang wartawan. Mulai masuk sekitar awal bulan agustus, aku mulai belajar menjadi seseorang yang mandiri dan mengerti arti hidup. Di tahun 2007 ini juga, aku mulai belajar menjadi seorang aktivis mahasiswa, ya, aku belajar dengan bergabung di BEM KM UGM. Semoga ini bukan sebuah akhir, tapi menjadi awal dari sebuah perjalanan panjang menjadi aktivis mahasiswa. Hidup mahasiswa!! Selamat tinggal 2007..

Kamis, 06 Desember 2007

Hidup Mahasiswa!

apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata : lawan!
-wiji thukul-
Menjadi mahasiswa ternyata tidak semudah yang aku bayangkan dulu. Dulu, aku pernah mengira bahwa menjadi mahasiswa itu enak. Bisa ngatur jadwal sendiri,maen kemana-mana sama temen, kencan sama pacar. Dan yang terpenting, aku bisa tidur sepuasnya, ya,seperti kebiasaanku dulu. Tapi ternyata tidak seperti itu. Menjadi mahasiswa berarti memikul tanggung jawab yang sangat besar. Bagaimana tidak, ternyata hanya 7% saja masyarakat Indonesia yang beruntung dapat menikmati pendidikan di perguruana tinggi. Bayangkan saja, 7% dari 220 juta jiwa orang. Berarti hanya sekitar 15 juta orang saja, dan aku termasuk salah satunya. Itu berarti tanggung jawab yang teramat besar terletak di tangan kita, para mahasiswa. Tanggung jawab kepada rakyat Indonesia yang menggantungkan harapan kepada mahasiswa untuk kehidupan yang lebih baik. Kepada siapa rakyat Indonesia menggantungkan harapannya kecuali kepada kita sebagai generasi calon pemimpin bangsa? Apakah aku akan diam saja melihat orang miskin kelaparan? Apakah aku akan diam saja melihat orang miskin tidur di kolong-kolong jembatan sementara kemewahan di kota-kota besar tampil dalam bentuk yang semakin luar biasa? Tidak, aku tidak akan diam, aku akan melawan ketidakadilan yang terjadi. Setidaknya aku akan berusaha memperbaiki diri sendiri. Dan aku mengajak teman-teman mahasiswa untuk ikut berjuang melihat ketidakadilan di negeri ini. seperti kata wiji thukul, hanya ada satu kata : lawan!
hidup mahasiswa!